Kamis, 22 Desember 2011

Taubat pembunuh 100 jiwa



Dari Abu Sa’id al Khudri diriwayatkan bahwa Nabi s.a.w bercerita:
Dahulu sebelum kalian, ada seorang pemuda yang telah membunuh 99 nyawa. Ia kemudian mencari orang alim, dan ditunjukkan kepadanya seorang pendeta. Iapun mendatanginya. Ia mengatakan kepada si pendeta bahwa dirinya telah membunuh 99 jiwa orang dan menanyakan apakah masih bisa bertobat? Pendeta menjawab, “Tidak”. Pemuda itu segera membunuh si pendeta, dan korbannya pun menjadi 100 jiwa.
Setelah itu, pemuda tersebut mencari seorang alim lagi, dan ditunjukkan kepadanya seorang yang alim. Kepada orang alim itu ia menceritakan bahwa dirinya telah membunuh 100 jiwa. Apa ada kesempatan bertobat? Orang alim itu menjawab,” Tentu! Siapa yang bisa menghalangimu untuk bertobat? Pergilah engkau ke tempat itu– orang alim itu menunjukkan suatu tempat–karena di sana orang-orang melakukan ibadah kepada Allah Swt. Beribadahlah bersama mereka. Janganlah engkau kembali ke negerimu, sebab negerimu adalah tempat yang buruk.” Pemuda itu pun pergi. Namun, tatkala ia berada di tengah perjalanan, maut menjemputnya.
Ketika itu, malaikat rahmat dan malaikat azab bertikai. Malaikat rahmat berkata,” Ia datang sebagai orang yang bertobat dengan mengarahkan hatinya kepada Allah Swt.” Malaikat azab menjawab,” Ia sama sekali belum melakukan kebaikan.” Lalu datanglah satu malaikat dalam rupa manusia untuk menengahi mereka berdua. Ia berkata,”Ukurlah jarak antara 2 daerah itu, kemana ia lebih dekat.” Merekapun mengukurnya. Ternyata tempat kematian pemuda itu lebih dekat ke daerah yang dituju sehasta. Maka malaikat rahmat membawanya. (HR. Bukhari dan Muslim)
sumber:
Jamilah al-Mashri,Meraih Ampunan Allah: Metode Membersihkan Hati dari Kotoran dan Dosa, Serambi, Jakarta: 2OO4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar