All About Muhamad Rahmat Al Harun

Saya adalah seorang anak manusia yang berusaha tuk selalu berfikir kritis dan tetap positif tentang semua yang kuhadapi. Masa-masa kecilku dapan saya lalui dengan berbagai kenikmatan yang Allah anugrahkan kepada saya, meskipun saat-saat remajaku harus terampas oleh pahit getirnya kehidupan yan memaksaku tuk melewati indahnya masa-masa remajaku saat SMP dan SMA. Setelah keluargaku diberikan cobaan yang sangat besar, hidupku menjadi sederhana dan bersahaja dengan siapapun. Hal ini menuntut saya untuk menjadi prinadi fleksibel yang pragmatis akan arti kehidupan ini. Kehidupanku yang demikian membuat wawasanku semakin berkembang, pengalaman semakin panjang dan Ilmu Pengetahuan semakin mumpuni.
Akan tetapi, kehidupanku yang sederhana nan bersahaja itu tak lantas membuat Allah SWT Sang Mahapenyayang memberiku suatu cobaan berat saat usiaku beranjak 17 tahun. Berbagai cara dan ribuan tetes peluh kucucurkan untuk meraih jalan masa depan yang hakiki, namun sedikit ironis, tak satupun Perguruan Tinggi Negri yang menerimaku sebagai mahasiswa penerima beasiswa, hanya FKIK UNSOED dan Polban yang mampu kuraih, itupun tanpa beasiswa. Meskipun kuliah memang bukan tujuan akhir dari jalan menuju masa depanku yang aku dambakan ( bisa dibilang sebagai batu loncatan ), namun perjuangan yang aku lontarkan tak ragu dan tak kurang, semua daya upaya kukerahkan. Namun, bertubi-tubi kegagalan menimpaku.
Semua hal yang kupelajari seakan tak berarti saat pencaraian beasiswa sampai keujung negri tak satupun kusentuh. Yang lebih ironis, banyak rekan-rekan yang semula meyakinkan bahwa takdir akan membaik pada diriku justru meraka diterima dengan beasiswa yang saya harap-harapkan selama miliaran jam terakhir ini.
Akhirnya diriku mulai menyadari, bahwa ini adalah jalan yang Allah SWT berikan, meskipun saya sempat kecewa dengan keputusan Allah ini, namun saya justru bersyukur, mungkin ini adalah jalan terbaik untukku yang Allah lapangkan. " Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan " motivasi dari keluarga dan teman-teman terdekatku membuatku  bangkit dan mulai berkembang dari singgasanaku lagi. ( Thanks Ibu, Bapak, A'wi, A'eka, Budi, Rendi, tante Indah Unpad, dan semua yang membuatku meyakinkan jalanku jembali ). Kini jalan baru telah meretas, saya berkuliah di universitas swasta yang konon hendak menjadi negri.
Memang ini jalan terbaik yang Allah berikan, sudah tugasku mensyukurinya. Meskipun orang tuaku tak sanggup lagi membiayaiku, namun Allah sudah mengatur semua rencana sehingga say mamou kuliah dan  menggapai cita-cita denga missi hidupku sendiri, kedua kakakku yang sangat menyayangiku adalah penjaga perdamaian negeri ini yang tak sungkan menghumbar kasih sayang kepada adik mereka, saya.
Dan kini takdir telah terukir, saatnya Rise and Rise. Kebangkan sayap walau sedikit sesak, tatap mantap missi yang telah mantap tercipta untuk merai masa depan cerah. Aku yakin Allah selalu bersamaku...

"Jika Cobaan sepanjang Sungai, maka seharusnya Kesabaran seluas Samudra.
  Jika Harapan seluas Hamparan, maka seharusnya Ikhtiar seluas Langit.
 Jika Pengorbanan sebesar Bumi, maka seharusnya Keiklasan seluas Jagat Raya.
  Walau jasad merasakan lelah, penat dan sakit, jalan menuju Kesuksesan di Dunia dan di Akhirat masih sangat panjang.
  Lalu mengapa mesti berputus asa jika kita masih memiliki Allah yang selalu ada untuk kita???
     Semoga Allah mempermudah urusan kita semua, dan senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa ynag kita inginkan.... Amiiiiiiiiiiiiiiiiiin"