Sabtu, 24 Desember 2011

Ibrah Ritual Thawaf dalam Ibadah Haji


Oleh : Muhamad R. Al Harun
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud.
(QS. Al-Hajj/22:26)
Dalam satu riwayat disebutkan, ketika Nabi Adam as diusir dari surga kemudian Allah turunkan ke bumi, ada satu hal yang paling ia sedihkan, yaitu Adam as tidak bisa lagi mengikuti ibadah para malaikat berthawaf mengelilingi 'Arsy, singgasana Allah SWT, kemudian Adam as dihibur dengan dibangunnya Ka'bah sebagai Baitullah, miniatur 'Arsy di bumi. Lalu Adam as diperintahkan berthawaf mengelilingi Ka'bah. Sesungguhnya Thawaf adalah cara ibadah menirukan malaikat mengelilingi 'Arsy. Kemudian Nabi Ibrahim as meninggikan dasar-dasar (fondasi) Ka'bah diantu anaknya, Nabi Ismail as. Kemudian Nabi Ibrahim bersama anaknya melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah sesuai perintah Allah SWT. Thawaf merupakan warisan dari Nabi Adam as, Nabi Ibrahim as dan Ismail as hingga Nabi Muhammad Saw kemudian diwariskan kepada Umat Islam hingga saat ini. Sesungguhnya Ritual Haji yang dilakukan para Jama'ah Haji melalui Thawaf dengan melakukan lari-lari kecil (sya'i) mengelilingi Ka'bah selain menirukan cara beribadah para malaikat, para Nabi dan Rasululullah Saw pada hakikatnya juga adalah menirukan prilaku alam semesta.
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujudapa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya.Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Al-Hajj/22:18)
 
Ternyata Al-Qur'an telah menginformasikan bahwa seluruh benda-benda langit di alam semesta yang ada di jagad raya juga melakukan "thawaf" yang sama. Misalnya bulan dan bumi berthawaf mengelilingi matahari, dan matahari beserta seluruh familinya juga berthawaf mengelilingi pusat galaksi, yang oleh para astronom disebut Milky-way atau Galaksi Bimasakti. Bahkan yang lebuh mengagumkan lagi sampai benda yang terkecil electron berputar (berthawaf) mengelilingi proton (Subhannallah...). Padahal Konsep tentang Atom ini ditemukan 7 abad setelah Al-Qur'an diturunkan. Sedangkan para ahli kimia di abad 14 Hijriah baru dapat menjelaskan bahwa atom itu misalnya Hydrogen terdiri Rawasia dari satu batang magnet yang berputar atau lebih dikenal Proton yang menjadi inti sumbunya dan dilingkupi olehMar'a yang sekarang disebut orang dengan Electron dan Positron beredar mengorbit (berthawaf) mengeliligi Proton. Demikian juga Malam berputar (berthawaf) dengan siang tidak saling mendahului. Itu semua merupakan bukti bahwa alam semesta yang ada di langit dan bumi sampai yang terkecil tunduk bersujud dan berthawaf dengan setia menyembah kepada Allah SWT
 
Ketahuilah wahai saudara/iku, sesungguhnya hidup kita adalah manifestasi proses thawaf juga. Mari kita renungkan bahwa sesungguhnya setiap hari kita hidup mengelilingi waktu yang berputar/berotasi (berthawaf) 24 jam dalam sehari. Sesungguhnya seluruh manusia yang hidup berthawaf mengelilingi waktu. Ini semua membuktikan bahwa manusia juga harus senantiasa tunduk pasrah (berislam) melalui sujud dan ruku melalui ibadah ritual sholat 5 waktu setiap hari dengan berthawaf mengeliling waktu mulai pagi-siang-sore-malam kemudian kembali ke pagi dan seterusnya menggunakannya dengan beribadah hanya kepada Allah SWT. Hal ini semakin memperkuat informasi yang Allah SWT disampaikan melalui ayat-ayat Qauliyah yang tersurat dalam Al-Qur'an dan ayat-ayat Kauniyah yang tersirat dalam alam semesta di jagat raya agar manusia senantiasa hidup dengan mengatur tatanan kehidupan negara berputar (berthawaf) secara pasrah (berIslam) sesuai sunatullah dengan apa yang sudah di Syariatkan Al-Quran dan As-Sunnah.
 
Seorang muslim yang sejati, selain menyatakan kepasrahan total melalui sujud dan ruku dengan pasrah (islam) kepada Allah SWT. Senantiasa menjaga nilai-nilai Tauhid dan tidak boleh memperserikatkan atau mempersekutukan sesuatu apapun selain hanya kepada Allah SWT. Kita juga harus mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat sebagai bukti keshalehan sosial. Sebagai manifestasi hubungan vertikal antara manuasia kepada Allah dan hubungan horisontal antara manusia dengan masyarakat. Seorang muslim yang sejati, selain senantiasa menjalankan fungsi-fungsi thawaf dan menyatakan kepasrahan total kepada Allah SWT. Kita juga harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan membangun tatanan kehidupan dalam keluarga, masyarakat dan negara dibangun atas dasar (fondasi) nilai-nilai Islam sesuai Al-Qur'an dan As-Sunnah. Semoga kita termasuk orang-orang yang berjalan di atas jalan yang lurus (shiraatal mustaqim), yaitu mengikuti jalan orang-orang yang Allah SWT telah beri nikmat (para Nabi, Rasul, Tabi'in, Aulia, Ulama, Syuhada dan orang-orang Sholeh) yang senantiasa berthawaf dengan mengimplementasikankan Syariat Allah bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan yang sesat (QS. Al-Fatihah/1: 6-7).
 
Wallahu a'lam Bish-showwab...
Sumber : Ayat-ayat Qauliyah dan Kauniyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar